Contoh Makalah Strategi Pembelajaran
Mengenal Interaksi Edukatif
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Interaksi
yang berlangsung dalam kehidupan di sekitar manusia dapat diubah menjadi
interaksi yang bernilai edukatif. Interaksi yang dapat disebut interaksi
edukatif apabila secara sadar mempunyai tujuan untuk mendidik dan untuk
mengantarkan anak didik kea rah kedewasaannya. Dalam hal ini yang menjadi pokok
adalah maksud dan tujuan berlangsungnya interaksi tersebut, karena kegiatan
interaksi itu memang direncanakan atau disengaja. Kesadaran dan kesenjangan
melibatkan diri dalam proses pembelajaran pada diri siswa dan guru akan dapat
memunculkan berbagai interaksi belajar.
Belajar
mengajar adalah sebuah interaksi yang bernilai normatif, yang artinya didalam
prosesnya anak didik berpegang pada ukuran, norma dan nilai yang diyakininya.
Setiap interaksi belajar mengajar pasti bertujuan. Tujuan ini menentukan cara
dan bentuk interaksi. Dalam mengajar terjadi suatu proses menguji strategi dan
rencana yang memungkinkan timbulnya perbuatan belajar pada siswa . Interaksi
edukatif harus menggambarkan hubungan aktif dua arah dengan sejumlah
pengetahuan sebagai mediumnya, sehingga interaksi itu merupakan hubungan yang
bermakna dan kreatif. Semua unsur interaksi edukatif harus berproses dalam
ikatan tujuan pendidikan. Karena itu, interaksi edukatif adalah suatu gambaran
hubungan aktif dua arah antara guru dan anak didik yang berlangsung dalam
ikatan tujuan pendidikan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
-
Apa yang dimaksud dengan interaksi
edukatif?
-
Sebutkan ciri-ciri interaksi edukatif?
-
Sebutkan komponen-komponen interaksi
edukatif?
-
Jelaskan bentuk interaksi edukatif?
-
Sebutkan fungsi interaksi edukatif?
-
Jelaskan interaksi belajar mengajar
sebagai interaksi edukatif?
1.3 TUJUAN
-
Mengetahui pengertian interaksi
edukatif.
-
Memahami ciri-ciri dan komponen-komponen
interaksi edukatif.
-
Memahami bentuk dan fungsi interaksi
edukatif.
-
Memahami interaksi belajar mengajar
sebagai interaksi edukatif.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN INTERAKSI EDUKATIF
Interaksi
edukatif adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan
pendidikan dan pengajaran. Interaksi edukatif sebenarnya komunikasi timbal
balik antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, sudah mengandung
maksud-maksud tertentu yakni untuk mencapai tujuan (dalam kegiatan belajar
berarti untuk mencapai tujuan belajar).
Interaksi
yang dikatakan sebagai interaksi edukatif, apabila secara sadar mempunyai
tujuan untuk mendidik, untuk mengantarkan anak didik kearah kedewasaannya.
Kegiatan komunikasi bagi diri manusia merupakan bagian yang hakiki dalam
kehidupannya. Kalau dihubungkan dengan istilah interaksi edukatif sebenarnya
komunikasi timbal balik antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, sudah
mengandung maksud-maksud tertentu, tidak semua bentuk dan kegiatan interaksi
dalam suatu kehidupan berlangsung dalam suasana interaksi edukatif, yang
didesain untuk suatu tujuan tertentu.
Demikian
juga tentunya hubungan antara guru dan siswa, anak buah dengan pimpinannya,
antara buruh dengan pimpinannya serta lain-lain. Proses belajar-mengajar akan senantiasa
merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi, yakni siswa
sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar, dengan siswa
sebagai subjek pokoknya. Dalam proses interaksi antara siswa dengan guru,
dibutuhkan komponen-komponen, komponen-komponen tersebut dalam berlangsungnya
proses belajar tidak dapat dipisah-pisahkan. Dan perlu ditegaskan bahwa proses
teknis ini juga tidak dapat dilepaskan dari segi normatifnya, segi normatif
inilah yang mendasari proses belajar mengajar. Interaksi edukatif yang secara
spesifik merupakan proses atau interaksi belajar mengajar itu, memiliki
ciri-ciri yang membedakan dengan bentuk interaksi yang lain.
Pendidikan dan
pengajaran adalah salah satu usaha yang bersifat sadar tujuan yang dengan
sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik.
Pengajaran merupakan proses yang berfungsi membimbing para pelajar atau siswa
didalam kehidupan, yakni membimbing mengembangkan diri sesuai dengan tugas
perkembangan yang harus dijalankan oleh para siswa itu. Tugas perkembangan itu
akan mencakup kebutuhan hidup baik individu maupun sebagai masyarakat dan juga
sebagai makhluk ciptaan Tuhan.
Interaksi
edukatif berasal dari dua kata yaitu
interaksi dan edukatif yang artinya mempunyai pendidikan. Jadi yang dimaksud
interaksi edukatif adalah komunikasi timbal balik antara pihak yang satu dengan
pihak yang lain, sudah mengandung maksud-maksud tertentu yakni untuk mencapai
pengertian bersama yang kemudian untuk mencapai tujuan dalam
kegiatan belajar.
Proses
interaksi edukatif adalah suatu proses yang mengandung sejumlah norma, semua
norma itulah yang harus guru berikan kepada anak didik. Interaksi sebagai
jembatan yang menghidupkan antara pengetahuan dan perbuatan yang mengantarkan kepada
tingkah laku sesuai dengan pengetahuan yang diterima anak didik. Interaksi yang
berlangsung di sekitar kehidupan manusia dapat diubah menjadi interaksi
edukatif yakni interaksi yang dengan sadar meletakkan tujuan untuk mengubah
tingkah laku dan perbuatan seseorang, Interaksi edukatif dapat berlangsung di
lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Interaksi edukatif harus
menggambarkan hubungan aktif dua arah dengan sejumlah mediumnya, sehingga
interaksi itu merupakan hubungan yang bermakna dan kreatif.
Pendidikan
pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik, untuk
mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.
Interaksi ini disebut interaksi pendidikan, yaitu saling pengaruh antara
pendidik dengan peserta didik. Dalam saling mempengaruhi ini peranan pendidik
lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih
berpengalaman, lebih banyak menguasai nilai-nilai, pengetahuan dan
keterampilan. Peranan peserta didik lebih banyak sebagai penerima pengaruh,
sebagai pengikut, oleh karena itu disebutnya “peserta didik” atau “terdidik”
bukan pendidik (orang yang mendidik diri sendiri).
Dalam
proses komunikasi interaktif edukatif peran teknologi pendidikan sangat besar,
baik dari segi penyampaian pesan pembelajaran, pengelolaan pembelajaran, dalam
penyamaan persepsi siswa sehingga akan memudahkan penyampaian ilmu pengetahuan
kepada siswa sehingga pada akhirnya semakin baik proses komunikasi interaksi
edukatif maka akan semakin baik pula proses penyampaian ilmu pengetahuan kepada
siswa.
Dengan
demikian dapat dipahami bahwa interaksi edukatif adalah
hubungan dua arah antara guru dan anak didik dengan sejumlah norma sebagai mediumnya untuk mencapai tujuan pendidikan.
hubungan dua arah antara guru dan anak didik dengan sejumlah norma sebagai mediumnya untuk mencapai tujuan pendidikan.
2.2 CIRI-CIRI INTERAKSI EDUKATIF
Ciri-ciri interaksi edukatif adalah sebagai berikut
:
a) Ada
tujuan yang ingin dicapai
b) Ada
bahan atau pesan yang menjadi isi interaksi
c) Ada
pelajar yang aktif mengalami
d) Ada
guru yang melaksanakan
e) Ada
metode untuk mencapai tujuan
f) Ada
situasi yang memungkinkan proses belajar mengajar dengan baik
g) Ada
penilaian terhadaap hasil interaksi
Untuk memahami pengetahuan tentang
interaksi edukatif atau dalam kegiatan pengajaran secara khusus dikenal dengan
“interaksi Belajar-Mengajar” yang titik penekanannya pada unsur motivasi, maka
terlebih dulu perlu dipahami hal-hal yang mendasarinya. Sekurang-kurangnya
harus memahami kapan suatu interaksi itu dikatakan sebagai interaksi edukatif,
termasuk pemahaman terhadap konsep belajar dan mengajar. Setelah itu perlu dikaji
tujuan pendidikan dan pengajaran sebagai dasar motivasi dengan segala jenisnya
serta apa pula yang dimaksud dengan motivasi dan kegiatan dalam belajar. Dan
persoalan dasar yang tidak dapat ditinggalkan dalam pembicaraan interaksi
belajar-mengajar ini, adalah pemahaman terhadap siapa guru yang dikatakan
sebagai tenaga profesional kependidikan itu dan siapa pula siswa yang dikatakan
sebagai subjek belajar itu. Bagi guru yang memahami akan keprofesiannya dan
mengerti tentang diri anak didiknya, maka dapat melakukan kegiatan interaksi
dan motivasi secara mantap. Kemudian operasionalisasinya, guru harus juga
memahami dan melaksanakan pengelolaan interaksi belajar-mengajar.
Edi Suardi dalam bukunya Pedagogik
(1980) merinci ciri-ciri interaksi belajar mengajar sebagai berikut :
a) Interaksi
belajar-mengajar memiliki tujuan, yakni untuk membantu anak dalam suatu
perkembangan tertentu. Inilah yang dimaksud interaksi belajarmengajar itu sadar
tujuan, dengan menempatkan siswa sebagai pusat perhatian. Siswa mempunyai
tujuan, unsur lainnya sebagai pengantar dan pendukung.
b) Ada
suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncana, didesain untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Agar dapat mencapai tujuan secara optimal, maka
dalam melakukan interaksi perlu adanya prosedur, atau langkah-langkah
sistematis dan relevan. Untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang satu
dengan yang lain, mungkin akan dibutuhkan prosedur dan desain yang berbeda
pula.
c) Interaksi
belajar-mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus. Dalam hal
ini materi harus didesain sedemikian rupa sehingga cocok untuk mencapai tujuan.
Sudah barang tentu dalam hal ini perlu diperhatikan komponen-komponen yang
lain, apalagi komponen anak didik yang merupakan sentral. Materi harus sudah didesain
dan disiapkan sebelum berlangsungnya interaksi belajar-mengajar.
d) Ditandai
dengan adanya aktivitas siswa. Sebagai konsekuensi, bahwa siswa merupakan
sentral, maka aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya
belajar mengajar. Aktivitas siswa dalam hal ini, baik secara fisik maupun
secara mental aktif. Inilah yang sesuai dengan konsep CBSA. Jadi tidak ada
gunanya guru melakukan kegiatan interaksi belajar-mengajar, kalau siswa hanya
fasip saja. Sebab para siswalah yang belajar, maka merekalah yang harus
melakukannya.
e) Dalam
interaksi belajar-mengajar, guru berperan sebagai pembimbing. Dalam peranannya
sebagai pembimbing ini, guru harus berusaha menghidupkan dan memberikan
motivasi agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Guru harus siap sebagai
mediator dalam segala situasi proses balajar-mengajar, sehingga guru akan
merupakan tokoh yang akan dilihat dan akan ditiru tingkah lakunya oleh anak
didik. Guru (“akan lebih baik bersama siswa”) sebagai desaigner akan memimpin
terjadinya interaksi belajar-mengajar.
f) Didalam
interaksi belajar-mengajar dibutuhkan disiplin. Disiplin dalam interaksi
belajar-mengajar ini diartikan sebagai suatu pola tingkah laku yang diatur
sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh semua pihak dengan secara
sadar, baik pihak guru maupun pihak siswa. Mekanisme konkret dari ketaatan pada
ketentuan atau tata tertib itu akan terlihat dari pelaksanaan prosedur. Jadi
langkah-langkah yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang sudah digariskan.
Penyimpangan dari prosedur, berarti suatu indikator pelanggaran disiplin.
g) Ada
batas waktu. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam system berkelas
(kelompok siswa), batas waktu menjadi salah satu ciri yang tidak biasa
ditinggalkan. Setiap tujuan akan diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu harus
sudah dicapai.
Disamping beberapa ciri seperti
penilaian diatas, unsur penilaian adalah unsur yang sangat penting. Dalam
kaitannya dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka untuk mengetahui apakah
tujuan itu sudah tercapai lewat interaksi belajar- mengajar atau belum, perlu
diketahui dengan kegiatan penilaian. Dengan demikian, cirri-ciri interaksi
belajar-mengajar itu sebenarnya senada dengan ciriciri interaksi edukatif,
sebagaimana disebutkan terdahulu. Memang kalau dilihat secara spesifik dalam
kegiatan pengajaran, apa yang dikatakan interaksi edukatif itu akan berlangsung
dengan kegiatan interaksi belajar-mengajar. Bila terjadi proses
belajar-mengajar, maka bersama ini pula terjadi proses mengajar. Hal ini
kiranya mudah dipahami, karena bila ada yang belajar sudah barang tentu ada
yang mengajarnya, dan begitu pula sebaliknya kalau ada yang mengajar tentu ada
yang belajar. Kalau sudah terjadi suatu proses/saling berinteraksi, antara yang
mengajar dengan yang belajar, sebenarnya berada pada suatu kondisi yang unik,
sebab secara sengaja atau tidak sengaja, masing-masing pihak berada dalam
suasana belajar. Jadi guru walaupun dikatakan sebagai pengajar, sebenarnya
secara tidak langsung juga melakukan belajar.
Perlu ditegaskan bahwa setiap saat
dalam kehidupan terjadi suatu proses belajar mengajar, baik sengaja maupun
tidak sengaja, disadari atau tidak disadari. Dari proses belajar-mengajar ini
akan diperoleh suatu hasil, yang pada umumnya disebut hasil pengajaran, atau dengan
istilah tujuan pembelajaran atau hasil belajar. Tetapi agar memperoleh hasil
yang optimal, proses belajar-mengajar harus dilakukan dengan sadar dan sengaja
serta terorganisasi secara baik.
2.3
KOMPONEN-KOMPONEN INTERAKSI EDUKATIF
Dalam proses belajar- mengajar
sebagai suatu sistem interaksi, maka kita akan dihadapkan kepada sejumlah
komponen-komponen. Tanpa adanya komponenkomponen tersebut sebenarnya tidak akan
terjadi proses interaksi edukatif antara guru dengan anak didik. Berikut adalah
komponen-komponen tersebut :
1. Tujuan
Tujuan merupakan hal yang pertama kali harus
dirumuskan dalam kegiatan interaksi edukatif. Sebab, tujuan dapat memberikan
arah yang jelas dan pasti kemana kegiatan pembelajaran dibawa oleh guru. Dengan
berpedoman pada tujuan guru dapat menyeleksi tindakan mana yang harus dilakukan
dan tindakan mana yang harus ditinggalkan.
2. Bahan
Pelajaran
Bahan pelajaran adalah unsur inti dalam kegiatan
interaksi edukatif, sebab tanpa bahan pelajaran proses interaksi edukatif tidak
akan berjalan, dalam pemilihan pelajaran harus disesuaikan dengan kondisi
tingkatan murid yang akan menerima pelajaran. Selain itu bahan pelajaran mutlak
harus dikuasai guru dengan baik.
3. Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Karakteristik metode yang memiliki
kelebihan dan kelemahan maka guru menggunakan metode yang bervariasi.
Faktorfaktor yang perlu dipertimbangkan untuk memilih metode mengajar sebagai
berikut (Djamarah, 1996:184):
a) Tujuan
dengan berbagai jenis dan fungsinya.
b) Anak
didik dengan berbagai tingkat kematangannya.
c) Situasi
dengan berbagai keadaannya.
d) Fasilitas
dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya.
e) Pribadi
guru dan kemampuan profesinya yang berbeda-beda.
4. Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Alat nonmaterial dan ala material
biasanya dipergunakan dalam kekuatan interaksi edukatif. Alat non material
berupa suruhan, perintah, larangan, dan nasehat.Alat material berupa globe,
papan tulis, batu kapur, gambar, diagram, lukisan dan video.
5. Sumber
Sumber belajar dapat diperoleh di sekolah, di
halaman, dipusat kota, di pedesaan dan sebagainya. Pemanfaatan sumber
pengajaran tergantung pada kreativitas guru, waktu, biaya, dan
kebijakan-kebijakan lainnya.
6. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
mendapatkan data tentang sejauh mana keberhasilan anak didik dalam belajar dan
keberhasilan guru dalam mengajar. Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh guru
dengan memakai seperangkat instrument penggali data seperti tes perbuatan, tes
tertulis dan tes lisan.
2.4
BENTUK INTERAKSI EDUKATIF
Interaksi edukatif dilakukan dalam beberapa bentuk dengan
mempergunakan pola komunikasi, antara lain: komunikasi sebagai aksi, yaitu komunikasi satu
arah dimana pendidik ditempatkan sebagai pemberi aksi dan anak didik sebagai
penerima aksi. Dalam interaksi ini pendidik aktif sementara peserta
didik pasif. Kegiatan belajar mengajar dipandang sebagai momen untuk
menyampaikan bahan pelajaran; komunikasi sebagai interaksi, komunikasi dua
arah dimana pendidik berperan sebagai pemberi aksi atau penerima aksi. Demikian
pula halnya anak didik, bisa sebagai penerima aksi, bisa pula sebagai pemberi
aksi. Terjadi dialog antara pendidik dan peserta didik; Dan komunikasi sebagai
transaksi, adalah komunikasi banyak arah yaitu komunikasi yang tidak
hanya terjadi antara guru dan peserta didik, tetapi juga adanya tuntutan
terhadap anak didik supaya aktif lebih daripada pendidik. Peserta didik
dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi peserta didik lainnya, seperti
halnya pendidik.
Sebagai pemerhati pendidikan, saya mengusulkan agar interaksi
edukatif dapat menggunakan pola komunikasi sebagai transaksi. Pertimbangan saya
adalah komunikasi sebagai transaksi dapat menumbuhkan rasa kebersamaan (sense of colective) peserta didik.
Rasa kebersamaan merupakan puncak dari merasa diterima (sense of membership),
yaitu perasaan yang dapat menumbuhkembangkan peserta didik. Ketika peserta
didik merasa diterima, dihormati, dan disenangi dengan segala keadaan dirinya,
maka peserta didik cenderung meningkatkan penerimaan dirinya yang berujung pada
tumbuh kembang yang sesuai harapan pendidik.
2.5
FUNGSI INTERAKSI EDUKATIF
Beberapa
fungsi interaksi edukatif, sebagai berikut:
- Dapat mentransfer pengetahuan (kognitif) secara optimal. Hal ini terkait dengan pengertian yaitu menyangkut penerimaan yang cermat pada isi pesan, ide, atau gagasan seperti yang dikemukakan oleh pendidik. Ini pennting, oleh karena kegagalan meneriman isi pesan, ide atau gagasan secara cermat dapat menimbulkan kesalahpahaman.
- Memungkinkan terjadinya transfer norma (afektif). Hal ini erat kaitannya dengan perubahan sikap peserta didik. Tidak hanya menyangkut norma-norma tetapi juga menyangkut kesenangan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Perasaan senang dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Dalam hal ini pendidik sebaiknya bersikap luwes dan humoris. Sebuah survey nasional terhadap 1000 peserta didik berusia antara 13 – 17 tahun menyebutkan bahwa peserta didik lebih senang dan tertarik atau lebih menyukai pendidik yang memiliki selera humor (Santrock, 2004 dalam Kristiandi, 2009).
- Dapat mendukung pengetahuan yang diterima peserta didik.
- Mengarahkan perbuatan atau tingkahlaku peserta didik sesuai dengan pengetahuan yang diterimanya. Ini merupakan titik akhir dari interaksi edukatif.
- Dapat meningkatkan atau menciptakan hubungan yang baik. Relasi yang baik antara pendidik dengan peserta didik memungkinkan pendidik dapat mengetahui kebutuhan peserta didik peserta didik. Dengan mengetahui kebutuhan peserta didik, pendidik dapat menciptakan iklim kondusif dalam kegiatan belajar mengajar.
- Sebagai momentum pengakuan, baik dari pendidik terhadap peserta didik maupun dari peserta didik lainnya. Peserta didik membutuhkan pengakuan dari pendidik dan peserta didik sebagai sumber motivasi dalam belajar. Kenyataannya, tak sedikit peserta didik yang termotivasi atau bergairah dalam belajar bukan hanya karena motivasi berprestasi tetapi juga karena sokongan sosial. Inilah peserta didik yang menampakkan kegairahan belajar apabila mempunyai interaksi sosial yang akrab dengan pendidik dan teman-teman sekelas.
2.6
INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR SEBAGAI INTERAKSI EDUKATIF
Interaksi
adalah suatu pertukaran ide secara verbal atau timbal balik lainnya antara
orang perseorangan, perseorangan dengan kelompok, dan antara kelompok dengan
kelompok untuk saling mempengaruhi dalam proses belajar mengajar. Proses
belajar mengajar merupakan proses interaksi komunikasi aktif antara siswa
dengan guru dalam kegiatan pendidikan Interaksi dalam proses belajar mengajar
tidak hanya menyatakan hubungan guru dengan siswa atau siswa dengan siswa,
tetapi berupa interaksi edukatif. Interaksi edukatif merupakan proses interaksi
yang disengaja, sadar akan tujuan untuk mengantarkan siswa ke arah
kedewasaanya. Interaksi dalam proses belajar mengajar melibatkan metode kerja
kelompok. Metode ini bertujuan agar siswa dapat bekerjasama membahas dan
memecahkan masalah. Agar terjadi interaksi belajar mengajar yang baik, ada
beberapa faktor yang harus dipenuhi, yaitu dasardasar interaksi belajar
mengajar yang terdiri dari:
- Interaksi bersifat edukatif.
- Dalam interaksi terjadi perubahan tingkah laku pada siswa sebagai hasil belajar mengajar.
- Peranan dan kedudukan yang tepat dalam proses interaksi belajar mengajar.
- Interaksi sebagai proses belajar mengajar.
- Sarana kegiatan proses belajar mengajar yang tersedia, yang membantu tercapainya interaksi belajar mengajar secara efektif dan efisien.
Menurut Piaget peranan guru dalam interaksi
belajar mengajar antara lain:
- Sebagai fasilitator, yaitu menyediakan situasisituasi yang dibutuhkan individu untuk belajar.
- Sebagai pembimbing, yaitu memberikan bimbingan siswa dalam interaksi belajar, agar siswa mampu belajar dengan lancar dan berhasil secara efektif dan efisien.
- Sebagai motivator, yaitu memberikan dorongan semangat agar siswa mau dan giat belajar.
- Sebagai organisatoris, yaitu mengorganisasikan kegiatan belajar siswa maupun guru.
Interaksi
belajar mengajar ditandai pula oleh adanya aktifitas siswa, sebab pada
prinsipnya belajar adalah berbuat. Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi
melakukan kegiatan. Tidak ada belajar jika tidak ada aktifitas. Itulah sebabnya
aktifitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam interaksi
belajar mengajar.
Dalam keseluruhan proses pendidikan dan
pengajaran di sekolah berlanglsung interaksi guru dan siswa dalam proses
belajar mengajar yang merupakan kegiatan paling pokok. Jadi proses belajar
mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi yakni
siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Dalam
proses interaksi tersebut dibutuhkan komponen pendukung (ciri-ciri interaksi
edukatif) yaitu (1) Interaksi belajar mengajar memiliki tujuan : yakni untuk
membantu anak dalam suatu perkembangan tertentu. Interaksi belajar mengajar
sadar tujuan, dengan menempatkan siswa sebagai pusat perhatian siswa mempunyai
tujuan, (2) Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain
untuk mencapai tujuan yang telah dilaksanakan. Dalam melakukan interaksi perlu
adanya prosedur, atau langkah-langkah sistematik yang relevan, (3) Interaksi
belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus. Materi
didesain sehingga dapat mencapai tujuan dan dipersiapkan sebelum berlangsungnya
interaksi belajar mengajar, (4) Ditandai dengan adanya aktivitas siswa. Siswa
sebagai pusat pembelajaran, maka aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi
berlangsungnya interaksi belajar mengajar, (5) Dalam interaksi belajar mengajar
guru berperan sebagai pembimbing. Guru memberikan motivasi agar terjadi proses
interaksi dan sebagai mediator dan proses belajar mengajar, (6) dalam interaksi
belajar mengajar membutuhkan disiplin. Langkah-langkah yang dilaksanakan sesuai
dengan prosedur yang sudah ditentukan, (7) Ada batas waktu. Setiap tujuan
diberi waktu tertentu, kapan tujuan itu harus dicapai, (8) Unsur penilaian.
Untuk mengetahui apakah tujuan sudah tercapai melalui interaksi belajar
mengajar ( Titin, 2003:10).
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam mengelola
interaksi belajar mengajar guru harus memiliki kemampuan mendesain program,
menguasai materi pelajaran, mampu menciptakan kondisi kelas yang kondusif,
terampil memanfaatkan media dan memilih sumber, memahami cara atau metode yang
digunakan, memiliki keterampilan mengkomunikasikan program serta memahami
landasan-landasan pendidikan sebagai dasar bertindak.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari
uraian di atas, kita menyimpulkan bahwa :
a) Interaksi
edukatif adalah interaksi yang berlangsung dalam suatu ikatan untuk tujuan
pendidikan dan pengajaran.
b) Ciri-ciri
interaksi edukatif adalah ada tujuan yang ingin dicapai, ada bahan atau pesan
yang menjadi isi interaksi, ada pelajar yang aktif mengalami, ada guru yang
melaksanakan, ada metode untuk mencapai tujuan, ada situasi yang memungkinkan
proses belajar mengajar dengan baik, ada penilaian terhadaap hasil interaksi.
c) Komponen-komponen
interaksi edukatif yaitu tujuan pembelajaran, bahan ajar, alat, metode, sumber
dan evaluasi. Sedangkan prinsipprinsip interaksi edukatif adalah motivasi,
presepsi yang dimiliki, titik pusat perhatian, keterpaduan, pemecahan masalah,
mencari, belajar sambil bekerja, hubungan social dan perbedaan individu.
d) Bentuk
interaksi edukatif antara lain salah satunya adalah komunikasi sebagai aksi, yaitu komunikasi satu
arah dimana pendidik ditempatkan sebagai pemberi aksi dan anak didik sebagai
penerima aksi. Dalam interaksi ini pendidik aktif sementara peserta
didik pasif. Kegiatan belajar mengajar dipandang sebagai momen untuk
menyampaikan bahan pelajaran.
e) Fungsi interaksi edukatif yaitu dapat mentransfer pengetahuan (kognitif) secara optimal, memungkinkan
terjadinya transfer norma (afektif), dapat mendukung pengetahuan yang diterima peserta
didik, mengarahkan perbuatan atau tingkah laku
peserta didik sesuai dengan pengetahuan yang diterimanya, dapat meningkatkan
atau menciptakan hubungan yang baik dan sebagai momentum pengakuan baik dari
pendidik terhadap peserta didik maupun dari peserta didik lainnya.
f) Interaksi belajar mengajar ditandai
pula oleh adanya aktifitas siswa, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat.
Berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar
jika tidak ada aktifitas. Itulah sebabnya aktifitas merupakan prinsip atau asas
yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar.
3.2 SARAN
Suatu model pembelajaran yang bertujuan agar siswa
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran sangatlah baik namun yang terpenting
haruslah guru sebagai pendidik sekaligus pengajar harus dapat menggunakan
berbagai teknik, strategi dan model pembelajaran interaktif yang sesuai dengan
minat siswa. Selain itu guru juga harus pandai menggunakan model interaktif
yang cocok dengan materi yang akan diajarakan, tujuan dari pembelajaran dan
memahami karakter siswa agar mudah untuk mengarahkan siswa.
Mungkin dengan pembahasan masalah diatas mengenai
interaksi edukatif dapat sebagai panduan bagi guru bagaimana memilik metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi, situasi dan kondisi siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri. 2009. Teknologi Pembelajaran. Surakarta: UNS Press
Djamarah, Syaiful Bahri, Drs.2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta : PT. Rineka Cipta
Hasibuan, J.J. Drs., Dip. Ed. Drs.
Moedjiono.1992. Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Remaja Rosdakarya Offset. Wingkel.2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT
Gramedia
Purwo,
B.K 1990. Pragmatik dan Pengajaran Bahasa, Yogyakarta,
kanisium.
Sapani,
H. Suardi dkk. 1988. Teori Pembelajaran Bahasa, Jakarta,
proyek penataran Guru SLTP setara DIII.
https://rinikurniasih11.files.wordpress.com/2012/06/makalah-interaksi-edukatif-kel8-belpem.pdf
diakses tanggal 15 Maret 2015
http://sacarida.blogspot.com/2012/09/makalah.html
diakses tanggal 15 Maret 2015
0 komentar:
Posting Komentar