Minggu, 25 Maret 2018

MAKALAH KOSMOGRAFI “MATAHARI”


MAKALAH KOSMOGRAFI
MATAHARI
Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Kosmografi

Dosen Pengampu :
Muhammad Effendi, M.pd
Dr. Deasy Arisanty, M. Sc
Description: 1454381747616.jpg
Disusun Oleh :
Abdul Karim                                 A1A513203 
Desi Amelia                                  A1A513035
Muhammad Fajar                          A1A513078
Tia Fitri Jamaludin                        A1A513213


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kosmografi. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Deasy Arisanty dan Bapak Muhammad Effendi yang telah membimbing kami dalam hal materi pembahasan makalah ini, serta semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dalam makalah ini, akan dibahas tentang Matahari seperti karakteristik, sifat, lapisan, dll. Kami berharap makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang nantinya Insya Allah akan bermanfaat untuk kita.
Kami menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini.


Banjarmasin,  September 2016


Penyusun





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................  2
DAFTAR ISI ........................................................................................................  3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Karakteristik Matahari ................................................................................... 6
B. Aktivitas-Aktivitas Matahari............................................................................ 8 
C. Lapisan-Lapisan Matahari............................................................................. 12
D. Urutan Evolusi Matahari............................................................................... 15
E. Matahari sebagai Sumber Energi bagi Atmosfer ........................................ 16
F. Matahari sebagai Bintang .............................................................................. 18
G. Perputaran Matahari .................................................................................... 19
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan ........................................................................................................
DAFTAR ACUAN TEORI ...................................................................................











BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Alam semesta sangatlah luas, akan tetapi, saat kita mulai berpikir tentang seberapa luas hal ini sebenarnya, kita akan menjumpai gambaran yang jauh berbeda dari apa yang bisaanya kita pahami. Garis tengah matahari adalah 103 kali lebih besar daripada garis tengah bumi. Mari kita perjelas hal ini dengan menggunakan perbandingan. Jika kita umpamakan bumi sebagai kelereng, matahari adalah bola yang dua kali lebih besar daripada sebuah bola sepak. Hal yang menarik di sini adalah jarak di antara keduanya. Agar dapat membuat tiruan yang mencerminkan ukuran sesungguhnya, kita perlu menempatkan jarak sejauh kira-kira 280 meteri ( 920 kaki) di antara bumi berukuran kelereng dengan Matahari berukuran bola tersebut. Dan bintang-bintang yang berada di luar tata surya kita perlu ditempatkan berkilo-kilometer jauhnya.
Dengan perbandingan ini, dapat membayangkan bahwa tata surya merupakan tempat yang sangat luas. Tetapi, saat kita membandingkannya dengan galaksi Bima Sakti, tempat tata surya kita berada, tata surya kita akan tampak sangat kecil. Karena, di dalam galaksi Bima Sakti, ada sekitar 250 miliar bintang yang mirip dengan matahari kita, dan kebanyakan jauh lebih padat. Matahari kita terletak pada salah satu lengan galaksi yang berbentuk spiral ini. Tetapi, yang menarik adalah galaksi Bima Sakti sesungguhnya adalah tempat yang sangat “kecil” pula, bila kita memperhitungkan keseluruhan luar angkasa. Sebab, ada juga galaksi-galaksi lain di ruang angkasa yang diperkirakan berjumlah keseluruhan sekitar 300 miliar.
Pada dasarnya matahari merupakan salah satu bintang yang berada di tata surya dan menjadi pusatnya. Matahari termasuk bintang karena dapat menghasilkan energi cahaya sendiri. Cahaya matahari dibandingkan bintang yang lain terasa lebih cemerlang. Hal itulah yang menyebabkan pada waktu siang hari kita tidak dapat melihat bintang selain matahari

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan di atas, penulis mencoba mengemukakan beberapa permasalahan pokok berkaitan dengan  materi makalah ini, yaitu;
1.      Bagaimana karakteristik matahari dan aktivitas dari matahari?
2.      Apa saja lapisan-lapisan matahari dan urutan evolusi matahari?
3.      Bagaimana matahari sebagai sumber energi bagi atmosfer dan matahari sebagai matahari?
4. Bagaimana perputaran matahari terjadi?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin di capai dalam pembuatan makalah ini adalah:
1.      Dapat mengetahui karakteristik matahari dan aktivitas dari matahari
2.      Dapat mengetahui lapisan-lapisan matahari dan urutan evolusi matahari
3.      Dapat mengetahui matahari sebagai sumber energi bagi atmosfer dan matahari sebagai matahari.
4.      Dapat mengetahui terjadinya perputaran matahari.













BAB II
PEMBAHASAN

A.    Karakteristik Matahari
Matahari merupakan anggota tata surya yang paling besar. Pada tata surya kita dimana 98% massa tata surya terkumpul pada matahari. Di samping sebagai pusat peredaran, matahari juga merupakan pusat sumber tenaga di lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-masing fotosfer, chromosfer, dan corona. Pada pusat matahari, suhunya mencapai jutaan derajat celcius dan tekanannya ratusan juta atmosfer. Kulit fotosfer suhunya mencapai ± 6000º C dan memancarkan hamir semua cahaya.

Description: matahari.jpg
Gambar 1. Matahari

Bentuknya nyaris bulat dan terdiri dari plasma panas bercampur medan magnet. Diameternya sekitar 1.392.684 km, kira-kira 109 kali diameter Bumi, dan massanya (sekitar 2×1030 kilogram, 330.000 kali massa Bumi) mewakili kurang lebih 99,86% massa total Tata Surya. Secara kimiawi, sekira tiga perempat massa Matahari terdiri dari hidrogen, sedangkan sisanya didominasi helium. Sisa massa tersebut (1,69%, setara dengan 5.629 kali massa Bumi) terdiri dari elemen-elemen berat seperti oksigen, karbon, neon, besi, dan lain-lain.
Letak matahari dari bumi kira 149.600.000 km atau 1,49 x 108 km, ini disebut satuan astronomi (AU). Bintang yang terdekat berikutnya adalah Alpha Centauri, jauhnya lebih dari 4 x 1013 km. Ahli astronomi modern telah paham bahwa matahari kita hanya salah satu bintang dari kira-kira 100 milyar bintang yang ada dalam galaksi Bimasakti.
Description: Matahari-Adalah-Bintang-Dan-Pusat-Tata-Surya.jpg
Gambar 2. Matahari sebagai Bintang dan Pusat Tata Surya

Matahari terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu akibat peluruhan gravitasi suatu wilayah di dalam sebuah awan molekul besar. Sebagian besar materi berkumpul di tengah, sementara sisanya memimpih menjadi cakram beredar yang kelak menjadi Tata Surya. Massa pusatnya semakin panas dan padat dan akhirnya memulai fusi termonuklir di intinya. Diduga bahwa hampir semua bintang lain terbentuk dengan proses serupa. Klasifikasi bintang Matahari, berdasarkan kelas spektrumnya, adalah bintang deret utama G (G2V) dan sering digolongkan sebagai katai kuning karena radiasi tampaknya lebih intens dalam porsi spektrum kuning-merah. Meski warnanya putih, dari permukaan Bumi Matahari tampak kuning dikarenakan pembauran cahaya biru di atmosfer. Menurut label kelas spektrum,G2 menandakan suhu permukaannya sekitar 5778 K (5505 °C) dan V menandakan bahwa Matahari, layaknya bintang-bintang lain, merupakan bintang deret utama, sehingga energinya diciptakan oleh fusi nuklir nukleus hidrogen ke dalam helium. Di intinya, Matahari memfusi 620 juta ton metrik hidrogen setiap detik.
Menurut J.R Meyer, panas matahari berasal dari batu meteor yang berjatuhan dengan kecepatan tinggi pada permukaan Matahari. Sedangkan menurut teori kontraksi H.Helmholz, panas itu berasal dari menyusutnya bola gas. Ahli lain, Dr. Bothe, menyatakan bahwa panas tersebut berasal dari reaksi-reaksi nuklir yang disebut reaksi “hidrogen helium sintesis”.
Matahari sangat penting bagi kehidupan di muka bumi karena:
a.       Merupakan sumber energi (sinar panas). Energi yang terkandung dalam batubara dan minyak bumi sebenarnya juga berasal dari matahari.
b.      Mengontrol stabilitas peredaran bumi yang juga berarti mengontrol terjadinya siang dan malam, bulan, tahun, serta peredaran planet lain.
c.       Dengan mempelajari matahari yang merupakan bintang yang terdekat, berarti mempelajari bintang-bintang lain.

B.     Aktivitas-Aktivitas Matahari
Gejala-gejala aktif pada matahari atau aktivitas matahari sering menimbulkan gangguan-gangguan pada matahari. Gangguan-gangguan tersebut, yaitu sebagai berikut:
1.      Prominensa (lidah api matahari)
Prominensa adalah salah satu ciri khas Matahari, berupa bagian Matahari menyerupai lidah api yang sangat besar dan terang yang mencuat keluar dari bagian permukaan serta seringkali berbentuk loop (putaran). Prominensa disebut juga sebagai filamen Matahari karena meskipun julurannya sangat terang bila dilihat di angkasa yang gelap, namun tidak lebih terang dari keseluruhan Matahari itu sendiri.
Description: li.jpg
Gambar 3. Lidah Api Matahari
2.      Bintik Matahari (Sunspot)
 Bintik Mtahari adalah granula-granula cembung kecil yang ditemukan di bagian fotosfer Matahari dengan jumlah yang tak terhitung. Bintik Matahari tercipta saat garis medan magnet Matahari menembus bagian fotosfer. Ukuran bintik Matahari dapat lebih besar daripada Bumi. Bintik Matahari memiliki daerah yang gelap bernama umbra, yang dikelilingi oleh daerah yang lebih terang disebut penumbra. Warna bintik Matahari terlihat lebih gelap karena suhunya yang jauh lebih rendah dari fotosfer.
Description: bintik gelap di matahari.jpg
Gambar 4. Bintik Matahari
3.      Angin Matahari
Angin Matahari terbentuk aliran konstan dari partikel-partikel yang dikeluarkan oleh bagian atas atomosfer Matahari, yang bergerak ke seluruh tata surya. Partikel-partikel tersebut memiliki energi yang tinggi, namun proses pergerakannya keluar medan gravitasi Matahari pada kecepatan yang begitu tinggi belum dimengerti secara sempurna.
Angin matahari tersusun oleh komponen utama elektron berenergi tinggi dan proton. Korona, lapis terluar di atmosfer Matahari, mencapai suhu yang sangat tinggi, lebih dari dua juta Fahrenheit (atau 1,1 juta Celcius). Akibat suhu tinggi pada korona, terciptalah energi termal yang tinggi. Pada level ini, gravitasi Matahari tidak bisa menahan kecepatan partikel berpindah (kinetik partikel). Partikel-partikel dapat terlepas dari gravitasi. Kecepatan angin matahari bahkan semakin tinggi ketika berada di atas lubang korona, bisa mencapai 800 kilometer per detik, dengan temperatur 800.000 derajat Celcius. Pada bagian sabuk koronal di sekitar khatulistiwa, kecepatan perjalanan angin surya melambat, sekitar 300 kilometer per detik. Sementara itu temperaturnya sampai 1,6 juta derajat Celcius.
Beberapa bukti adanya angin surya yang dapat dirasakan atau dilihat dari Bumi adalah badai geomagnetik berenergi tinggi yang merusak satelit dan sistem listrik, aurora di Kutub Utara atau Kutub Selatan, dan partikel menyerupai ekor panjang pada komet yang selalu menjauhi Matahari akibat hembusan angin surya. Angin Matahari dapat membahayakan kehidupan di Bumi bila tidak terdapat medan magnet Bumi yang melindungi dari radiasi. Pada kenyataannya, ukuran dan bentuk medan magnet Bumi juga ditentukan oleh kekuatan dan kecepatan angin surya yang melintas.
Description: Angin-matahari-solar-wind.jpg
Gambar 5. Angin Matahari

Sesekali waktu, Matahari juga akan menyemburkan ledakan hebat yang disebut 'badai matahari', atau dikenal pula sebagai coronal mass ejections (CMEs). Dampak yang ditimbulkan CMEs lebih kuat daripada angin matahari biasa. Ketika angin matahari yang membawa gelombang tenaga luar biasa dari radiasi ini sampai ke dalam sebuah planet, akan mempengaruhi medan magnetik di planet itu. Angin matahari akan "berduel" di dalam medan magnetik Bumi, dan saat interaksi antara aliran berkecepatan tinggi dengan aliran berkecepatan rendah ini terjadi satu sama lain, mereka menciptakan daerah padat -- yang kita sebut sebagai co-rotating interaction regions (CIRs), yang dapat memicu badai geomagnetik. Partikel bermuatan lantas mengalir kembali ke arah kutub magnet planet, menghasilkan nyala cantik, fenomena alam aurora borealis, di bagian atas atmosfer.

4.      Badai Matahari
Badai Matahari terjadi ketika ada pelepasan seketika energi magnetik yang terbentuk di atmosfer Matahari. Plasma Matahari yang meningkat suhunya hingga jutaan Kelvin beserta partikel-partikel lainnya berakselerasi mendekati kecepatan cahaya. Total energi yang dilepaskan setara dengan jutaan bom hidrogen berukuran 100 megaton. Jumlah dan kekuatan badai Matahari bervariasi. Ketika Matahari aktif dan memiliki banyak bintik, badai Matahari lebih sering terjadi. Badai Matahari seringkali terjadi bersamaan dengan luapan massa korona. Badai Matahari memberikan risiko radiasi yang sangat besar terhadap satelit, pesawat ulang alik, astronot, dan terutama sistem telekomunikasi Bumi.
Description: badai-matahari.jpg
Gambar 6. Badai Matahari
5.      Gumpalan  Matahari
Dipercaya sebagai hasil konveksi vertikal gas-gas matahari. Besarnya sebanding dengan benua di bumi. Berupa semburan api yang menggumpal. Disebabkan oleh aliran gas panas yang mengepul dari inti matahari, yang digerakkan oleh energi yang datang dari bagian inti matahari. Itulah sebabnya fotosfer tidak licin, melainkan bergumpal-gumpal. Penyebab utama terjadinya aliran gas panas adalah perbedaan suhu yang ada antara inti dan fotosfer. Gas mengalir dari suhu tinggi ke suhu rendah.
Gambar 7. Granulasi Fotosfer

C.    Lapisan-Lapisan Matahari
Tidak hanya Bumi saja yang mempunyai lapisan- lapisan, namun planet- planet lain pun juga mempunyai lapisan yang sama, bahkan matahari sebagai pusat tata surya pun juga mempunyai lapisan- lapisan. Lapisan- lapisan yang menyelimuti matahari ini terdiri dari beberapa macam atau beberapa tingkatan. Setidaknya ada 4 lapisan dari matahari yang perlu kita ketahui bersama. Berikut ini merupakan lapisan-lapisan matahari yang dimiliki oleh matahari:
Gambar 8. Lapisan-lapisan Matahari

1.      Inti Matahari, bersuhu 1,5 x 107 K
Inti matahari adalah bagian paling tengah dari matahari dengan jari-jarinya sekitar jari-jari matahari dan suhunya 1,6 x 107 K. Pada bagian inilah terjadinya reaksi inti yang merupakan sumber energi pancaran matahari. Reaksi inti yang terjadi adalah reaksi fusi. Reaksi fusi adalah reaksi penggabungan inti atom hidrogen menjadi inti atom helium yang menghasilkan energi.
Description: lap.mthr_.jpg
Gambar 9. Inti Matahari

2.      Fotosfer, bersuhu 5700 K
Lapisan fotosfer menyelubungi matahari dengan ketebalan lapisan 330 km dan suhu rata-rata 5.700 K. Lapisan fotosfer ini tampak oleh mata kita berwarna kuning. Pada lapisan ini terdapat butiran-butiran gelap terang yang formasinya tidak merata.
Description: fotosfer.jpg
Gambar 10. Fotosfer
3.      Kromosfer, suhu 10.000 K
Kromosfer disebut juga bola warna. Lapisan  ini menjulang sejauh 2000 km di atas permukaan matahari. Suhu rata-rata pada lapisan ini diperkirakan 4.273 K. Warnanya merah lemah karena dipancarkan oleh atom-atom hydrogen.
Description: bgtfjuili.jpg
Gambar 11. Kromosfer
4.      Korona, suhu 2 x 106 K
Korona disebut juga "mahkota" matahari, karena berbentuk lingkaran cahaya putih yang indah yang panjangnya berjuta-juta kilometer ke arah ruang angkasa. Suhu korona dapat mencapai 2 x 106 K dengan gas pada daerah korona sangat tipis. Tebal lapisan korona matahari mencapai 2,5 x 106 km. Untuk mengamati korona dapat menggunakan teleskop khusus yang disebut koronagraf.
Description: korona.jpg
Gambar 12. Korona

D.    Urutan-Urutan Evolusi Matahari
Adapun urutan-urutan evolusi matahari adalah sebagai berikut :
  1. Bentuk awal dari matahari dan anggota tatasurya adalah awan, debu dan gas hidrogen yang mengambang dalam antariksa.
  2. Sekitar 5 miliar tahun yang lalu awan debu tersebut mulai menyusut karena gravitasi zdarah-zdarah dalam awan. Dalam proses memadat awan tersebut mulai berputar dan memanas.
  3. Pemanasan yang paling hebat terjadi dipusat awan terjadilah sebuah benda panas dipusat awan, dipinggirnya dikitari oleh awan.
  4. Bendaa panas dipusat tersbut semakin lama semakin menyusut dan semakin panas sedangkan awan yang mengitarinya mulai mengumpul menjadi awan-awan yang lebih kecil dan terpisah-pisah.
  5. Zdarah-zdarah dalam awan pinggiran yang mengitarinya mulai membentuk benda-benda yang terpisah. Lebih banyaj butir (zdarah) yang berasal dari antariksa atau benda pusat yang panas tersebut.
  6. Reaksi fusi, yaitu berubah menjadi helium , mulai terjadi dalam benda puasat diikuti penyusutan yangkemudian menghasilkan panas dan tekanan hebat. Awan bagian luar terus memadat karena terlampau kecil untuk menciptakan fusi.
  7. Benda pusat menjadi sebuah bintang (matahari), sementara pengembangan energi yang disebabkan olah fusi, diimbangi oleh penyusutan akibat adanya gravitasi. Matahari mulai berpijar secara tetep kira-kira 5 miliyar tahun lalu. Pelanet-pelanetpun terbentuk kira-kira pada waktu yang sama.
  8. Matahari akan tetap bersinar terus selama 5 miliyar tahhun lagi (dari sekarang) sebelum mati. Selama ini tatasurya tetap tidak berubah.
  9. Kemudian persediaan bahan bakar hidrogen dalam matahari berkurang dan inti mataharipun menyusut.
  10. Penyusutan ini menghasilkan banyak energi. Energi yang menyebabkan penyusutan matahari terhenti, bahkan matahari akan berkembang
  11. Matahari akan mulai membesar dan menjadi bintang raksasa merah yang akan menelan pelanet-pelanet dalam, termasuk bumi.
  12. Helium yang terbentuk oleh fusi selama kehidupan matahari mulai membakar. Akibatnya, matahari mulai mengembang lagi.
  13. Menjelang habisnya helium, matahari menjadi labil. Matahari melepas lapisan luarnya, sedangkan sisanya akan runtuh kedalam.
  14. Matahari menjadi bintang kerdil putih, kurang lebih sebesar bumi, namun tetap menghasilkan bahang (panas energi).
  15. Pada akhirnya produksi energi berhenti dan matahari pun mati, menjadi benda dingin dan gelap, ini terjadi kira-kira 5 miliyar tahun yang akan datang.
E.     Matahari sebagai Sumber Energi bagi Atmosfer
Matahari adalah bintang terdekat dengan Bumi dengan jarak rata-rata 149.680.000 kilometer (93.026.724 mil). Matahari serta kedelapan buah planet (yang sudah diketahui/ditemukan oleh manusia) membentuk Tata Surya. Matahari dikategorikan sebagai bintang kecil jenis G. Matahari adalah suatu bola gas yang pijar dan ternyata tidak berbentuk bulat betul. Matahari mempunyai katulistiwa dan kutub karena gerak rotasinya. Garis tengah ekuatorialnya 864.000 mil, sedangkan garis tengah antar kutubnya 43 mil lebih pendek. Matahari merupakan anggota Tata Surya yang paling besar, karena 98% massa Tata Surya terkumpul padamatahari.
Di samping sebagai pusat peredaran, matahari juga merupakan pusat sumber tenaga di lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-masing fotosfer, kromosfer dan korona. Untuk terus bersinar, matahari, yang terdiri dari gas panas menukar zat hidrogen dengan zat helium melalui reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton, dengan itu kehilangan empat juta ton massa setiap saat.
Matahari dipercayai terbentuk pada 4,6 miliar tahun lalu. Kepadatan massa matahari adalah 1,41 berbanding massa air. Jumlah tenaga matahari yang sampai ke permukaan Bumi yang dikenali sebagai konstan surya menyamai 1.370 watt per meter persegi setiap saat. Matahari sebagai pusat Tata Surya merupakan bintang generasi kedua. Material dari matahari terbentuk dari ledakan bintang generasi pertama seperti yang diyakini oleh ilmuwan, bahwasanya alam semesta ini terbentuk oleh ledakan big bang sekitar 14.000 juta tahun lalu.
Matahari adalah sember energi terbentuknya lapisan ozon. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer pada ketinggian 19 - 48 km (12 - 30 mil) di atas permukaan Bumi yang mengandung molekul-molekul ozon. Konsentrasi ozon di lapisan ini mencapai 10 ppm dan terbentuk akibat pengaruh sinar ultraviolet Matahari terhadap molekul-molekul oksigen. Peristiwa ini telah terjadi sejak berjuta-juta tahun yang lalu, tetapi campuran molekul-molekul nitrogen yang muncul di atmosfer menjaga konsentrasi ozon relatif stabil. Ozon adalah hasil reaksi antara oksigen dengan sinar ultraviolet dari matahari. Ozon di udara berfungsi menahan radiasi sinar ultraviolet dari matahari pada tingkat yang aman untuk kesehatan kita semua.
Matahari merupakan sumber energi pembentukan awan yang merupakan dasar dari pembentukan hujan di atmofser. Matahari menguapkan air yang ada di Bumi atau dapat juga disebut evapotranspirasi. Evapotranspirasi merupakan gabungan peristiwa evaporasi dan transpirasi, kedua proses ini merupakan perubahan air menjadi uap air sebagai hasil pemanasan oleh matahari dari permukaan bumi ke atmosfer. Evaporasi terjadi pada sungai, danau, laut, waduk dan permukaan tanah Transpirasi terjadi pada tanaman melalui sel-sel stomata. Matahari merupakan faktor tertinggi dalam terjadinya proses evapotranspirasi, yaitu sekitar 95% proses terjadinya evapotranspirasi terjadi dengan bantuan matahari.
Dari proses evapotranspirasi inilah yang akhirnya akan berubah menjadi uap air, dari uap air tersebut akan membentuk awan. Lama-kelamaan awan tersebut berkumpul di atmosfer, dan membentuk hujan. Hujan merupakan peristiwa yang penting bagi sumber kehidupan. Pembagian air keseluruh wilayah permukaan di Bumi dapat dilakukan dengan adanya peristiwa hujan.

F.     Matahari sebagai Bintang
Matahari merupakan satu bintang diantara jutaan bintang yang membentuk galaksi Bima Sakti. Terletak 30.000 tahun cahaya dari pusat Bima Sakti. Banyak bintang raksasa bahkan lebih besar lagi pada bagian tengah galaksi itu. Matahari pada salah satu ujung galaksi, tidak termasuk bintang raksasa tetapi berukuran sedang saja sama dengan Alpha Centauri. Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan Bumi. Dengan demikian, matahari merupakan bintang yang paling mudah diselidiki. Mempelajari matahari dengan teliti dapat mengetahui karakter bintang-bintang yang lain.
 Matahari Nampak begitu besar dan panas dibanding dengan bintang lainnya karena jaraknya yang begitu dekat dengan bumi. Kita tidak melihat bintang lain disiang hari karena pancaran cahayanya tersilaukan tertutupi sinar matahari. Matahari berbeda dengan planet yang mengelilinginya, karena planet tidak dapat memancarkan cahaya sendiri, begitu pula dengan satelit seperti bulan yang tidak dapat memancarkan cahaya sendiri. Cahaya yang tampak datang dari planet dan satelit sebenarnya adalah cahaya matahari yang dipantulkan oleh planet atau satelit tersebut.
Ukuran matahari sebenarnya sangat besar sekitar satu juta kali ukuran bumi. Jika dibuat perbandingan matahari sebesar bola basket maka bumi hanya sebesar titik hitam saja. Diameter bumi sekitar 13.000 km, sedangkan matahari sekitar 1,4 juta km, matahari Nampak kecil karena matahari terletak sekitar 150 juta kilometer dari bumi sehingga jika seseorang mengendarai kendaraan dengan kecepatan 80 km/jam maka akan sampai kematahari 186 tahun kemudian.

G.    Perputaran Matahari
Matahari berputar 25,04 hari bumi setiap putaran dan mempunyai gravitasi 27,9 kali gravitasi Bumi. Terdapat julangan gas teramat panas yang dapat mencapai hingga 100.000 kilometer ke angkasa. Semburan matahari 'sun flare' ini dapat mengganggu gelombang komunikasi seperti radio, TV dan radar di Bumi dan mampu merusak satelit atau stasiun angkasa yang tidak terlindungi. Matahari juga menghasilkan gelombang radio, gelombang ultra-violet, sinar infra-merah, sinar-X, dan angin matahari yang merebak ke seluruh tata surya.
Bumi terlindungi daripada angin matahari oleh medan magnet bumi, sementara lapisan ozon pula melindungi Bumi daripada sinar ultra-violet dan sinar infra-merah. Terdapat bintik matahari yang muncul dari masa ke masa pada matahari yang disebabkan oleh perbedaan suhu di permukaan matahari. Bintik matahari itu menandakan kawasan yang "kurang panas" berbanding kawasan lain dan mencapai keluasan melebihi ukuran Bumi. Kadang-kala peredaran Bulan mengelilingi bumi menghalangi sinaran matahari yang sampai ke Bumi, oleh itu mengakibatkan terjadinya gerhana matahari.















BAB III
KESIMPULAN

Matahari merupakan anggota tata surya yang paling besar. Pada tata surya kita dimana 98% massa tata surya terkumpul pada matahari. Di samping sebagai pusat peredaran, matahari juga merupakan pusat sumber tenaga di lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-masing fotosfer, chromosfer, dan corona. Pada pusat matahari, suhunya mencapai jutaan derajat celcius dan tekanannya ratusan juta atmosfer. Kulit fotosfer suhunya mencapai ± 6000º C dan memancarkan hamir semua cahaya.
Gejala-gejala aktif pada matahari atau aktivitas matahari sering menimbulkan gangguan-gangguan pada matahari. Gangguan-gangguan tersebut, yaitu sebagai berikut: Prominensa (lidah api matahari), Bintik Matahari (Sunspot), Angin Matahari, Badai Matahari, dan Gumpalan  Matahari
Lapisan- lapisan yang menyelimuti matahari ini terdiri dari beberapa macam atau beberapa tingkatan. Setidaknya ada 4 lapisan dari matahari yang perlu kita ketahui bersama yaitu: Inti matahari, Fotosfer, Kromosfer, dan Korona.
Adapun urutan-urutan evolusi matahari adalah sebagai berikut : mulai dari bentuk awal dari matahari dan anggota tatasurya adalah awan, debu dan gas hidrogen yang mengambang dalam antariksa. Sampai yang terakhir yaitu produksi energi berhenti dan matahari pun mati, menjadi benda dingin dan gelap, ini terjadi kira-kira 5 miliyar tahun yang akan datang.
Di samping sebagai pusat peredaran, matahari juga merupakan pusat sumber tenaga di lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-masing fotosfer, kromosfer dan korona. Untuk terus bersinar, matahari, yang terdiri dari gas panas menukar zat hidrogen dengan zat helium melalui reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton, dengan itu kehilangan empat juta ton massa setiap saat.
Matahari merupakan satu bintang diantara jutaan bintang yang membentuk galaksi Bima Sakti. Terletak 30.000 tahun cahaya dari pusat Bima Sakti. Banyak bintang raksasa bahkan lebih besar lagi pada bagian tengah galaksi itu. Matahari pada salah satu ujung galaksi, tidak termasuk bintang raksasa tetapi berukuran sedang saja sama dengan Alpha Centauri. Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan Bumi. Dengan demikian, matahari merupakan bintang yang paling mudah diselidiki. Mempelajari matahari dengan teliti dapat mengetahui karakter bintang-bintang yang lain.
Matahari berputar 25,04 hari bumi setiap putaran dan mempunyai gravitasi 27,9 kali gravitasi Bumi. Terdapat julangan gas teramat panas yang dapat mencapai hingga 100.000 kilometer ke angkasa. Semburan matahari 'sun flare' ini dapat mengganggu gelombang komunikasi seperti radio, TV dan radar di Bumi dan mampu merusak satelit atau stasiun angkasa yang tidak terlindungi. Matahari juga menghasilkan gelombang radio, gelombang ultra-violet, sinar infra-merah, sinar-X, dan angin matahari yang merebak ke seluruh tata surya.











DAFTAR ACUAN
Wedyawati, N. 2010. Buku Ajar Matakuliah Ilmu Alamiah Dasar. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STIKIP). Melawi
Nur, D. M., Yani. A. 2009. Buku Ajar Matakuliah Kosmografi. Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Fauziah, N., Nurcahya, B., Nurlaeli, N. 2009. Ilmu Pengetahuan Alam 3 untuk Siswa SMP/MTs Kelas IX. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Ganawati, D., Sudarmana, Radyuni, W. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu Kontektual IX. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Ahmdi, A. 2000. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT. Rineka Secipta.
Darmadjo, H.1995. Ilmiah Alamiah Dasar. Jakarta. Depag.
Darmodjo & Kaligis. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Jakarta.
Jasin, M. 1993. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : PT. Raja Grapindo Persada.